PRAKARYA - Perancangan dan Produksi Produk Teknologi -PERTEMUAN 7
C. Perancangan dan Produksi Produk Teknologi Transportasi dan Logistik Perancangan Produk Teknologi Transportasi dan Logistik
Proses perancangan produk diawali dengan identifikasi masalah, pencarian ide solusi, dilanjutkan dengan pembuatan gambar atau sketsa ide. Ide terbaik kemudian dikembangkan menjadi produk rekayasa yang akan dibuat, dilanjutkan dengan persiapan produksi dan proses produksi. Produksi adalah membuat produk hasil rekayasa sehingga siap dijual.
1.
Identifikasi Masalah
Perancangan produk bertujuan untuk menemukan solusi dari sebuah
permasalahan, dalam hal ini permasalahan transportasi dan logistik. Proses
perancangan diawali dengan mengidentifikasi permasalahan transportasi atau
logistik yang ada di sekitar kita. Salah satu contoh masalah transportasi yang
sederhana,
- Konsumen membeli 4 buah jus buah dalam
gelas plastik dan akan membawanya ke rumah. Bagaimana agar konsumen dapat
membawa dengan nyaman dan jus buah dalam gelas tidak tumpah?
- Sebuah usaha katering harus membawa 100
buah piring makan dan 100 pasang sendok garpu untuk sebuah pesta kebun
atau pesta di lapangan rumput. Bagaimana agar piring-piring dapat dibawa
dengan aman ke lokasi pesta yang tidak memungkinkan dijangkau mobil?
- Panen jamur pada rak jamur yang tersusun vertikal membutuhkan alat bantu bawa yang memudahkan petani membawa dan menyimpan hasil panen yang melindungi dari resiko kerusakan
2.
Mencari Solusi dengan Curah Pendapat
Langkah selanjutnya adalah mencari ide sebagai solusi dari masalah
tersebut. Cara yang dapat dilakukan adalah melalui curah pendapat (brainstorming) yang dilakukan dalam kelompok. Pada
proses brainstorming ini, setiap anggota kelompok harus
membebaskan diri untuk menghasilkan ide-ide yang beragam dan
sebanyak-banyaknya.
Beri
kesempatan juga untuk munculnya ide-ide yang tidak masuk akal
sekalipun.Tuangkan ide-ide tersebut ke dalam sketsa. Kunci sukses dari tahap brainstorming dalam kelompok adalah jangan ada
perasaan takut salah, setiap orang berhak mengeluarkan pendapat, saling
menghargai pendapat teman, boleh memberikan ide yang merupakan perkembangan
dari ide sebelumnya, dan jangan lupa mencatat setiap ide yang muncul. Ide
meliputi bentuk dan ukuran wadah atau tempat barang, sumber tenaga dan kendali
yang digunakan, sistem mekanik yang dapat digunakan dan lain-lain. (gambar ide
sketsa untuk masalah gelas jus, piring katering, panen jamur).
Contoh sketsa ide untuk produk pembawa gelas jus
Contoh sketsa ide untuk pembawa dengan tenaga manusia
3.
Rasionalisasi
Rasionalisasi adalah proses mengevaluasi ide-ide yang muncul dengan pertimbangan-pertimbangan teknis, di antaranya bagaimana cara menggunakan produk tersebut, apakah bahan dan teknik yang ada sudah tepat untuk mewujudkannya? Apakah memungkinkan untuk diproduksi dengan teknik produksi yang ada saat ini? Bagaimana proporsi dan ukuran yang sesuai untuk produk tersebut agar mudah digunakan oleh manusia? Dan pertanyaan-pertanyaan lainnya.
Perhatikan
sketsa-sketsa yang telah dibuat. Pilih ide-ide yang dianggap baik dan potensial
untuk memecahkan masalah transportasi atau logistik. Kembangkan ide-ide ini
dengan rasional, dan tuangkan ke dalam sketsasketsa selanjutnya.
Contoh sketsa pembawa gelas jus dengan cara bawanya |
Contoh salah satu sketsa ide pembawa peralatan makan setelah pengembangan secara rasional |
4. Prototyping atau
Membuat Studi Model
Sketsa ide yang dibuat pada tahap-tahap sebelumnya adalah format dua
dimensi. Artinya, hanya digambarkan pada bidang datar. Produk teknologi
transportasi dan logistik yang akan dibuat adalah berbentuk tiga dimensi. Maka,
studi bentuk selanjutnya dilakukan dalam format tiga dimensi yaitu dengan studi
model. Studi model dapat dilakukan dengan material sebenarnya maupun bukan
material sebenarnya. Material sebenarnya adalah material yang akan digunakan
pada produk teknologi yang akan dibuat. Alat bantu yang dapat digunakan dalam
pembuatan studi model adalah gunting, cutter, lem, selotip (alat pemotong dan
bahan perekat).
5.
Penentuan Desain Akhir
Penetapan desain akhir dapat dilakukan melalui diskusi atau evaluasi.
Proses evaluasi menghasilkan umpan balik yang bermanfaat dalam menentukan
desain akhir yang terpilih.
Produksi
Produk Teknologi Transportasi dan Logistik
Kegiatan produksi diawali dengan persiapan produksi. Persiapan produksi
dapat berupa pembuatan gambar teknik (gambar kerja), atau gambar pola. Gambar
kerja atau pola akan menjadi patokan untuk kebutuhan pembelian bahan. Produksi
produk pembawa gelas jus terbuat dari satu lembar kertas karton yang dipotong
dan dilipat, membutuhkan pola untuk membentuk dan melubangi kartonnya sebagai
patokan produksi. Alat bantu pemindahan piring dan transportasi dapat terbuat
dari beberapa bahan misalnya pipa besi, papan kayu, tali. Oleh karena itu,
dibutuhkan gambar teknik untuk patokan produksi.
Tahapan produksi
secara umum terbagi atas pembahanan, pembentukan, perakitan, dan finishing. Tahap pembahanan adalah mempersiapkan bahan
atau material agar siap dibentuk. Pada pembuatan produk pembawa gelas jus
dengan bahan kertas karton, pembahanan adalah menggambarkan pola pada karton
dan memotongnya berdasarkan pola. Penempatan pola pada setiap lembar karton
harus mempertimbangkan efisiensi bahan. Pada produksi dalam jumlah terbatas,
pemotongan dapat dilakukan dengan gunting atau cutter dengan teliti agar rapi. Pada
produksi dalam jumlah besar, pemotongan dapat dilakukan dengan penggunakan
cutting punch, yaitu pemotong yang sudah berbentuk pola. Cutting punch untuk pemotong kertas biasanya
terbuat dari plat besi.
Tahapan proses pembahanan dilanjutkan dengan proses pembentukan. Pembentukan bahan baku bergantung
pada jenis material, bentuk dasar material dan bentuk produk yang akan dibuat.
Material kertas dibentuk dengan cara dilipat. Kayu, bambu dan rotan lainnya
dapat dibentuk dengan cara dipotong atau dipahat. Pemotongan bahan dibuat
sesuai dengan bentuk yang direncanakan. Pemotongan dan pemahatan juga biasanya
digunakan untuk membuat sambungan bahan, seperti menyambungkan bilah-bilah
papan atau dua batang bambu. Pembentukan besi dan rotan, selain dengan
pemotongan, dapat menggunakan teknik pembengkokan. Pembentukan besi juga dapat
menggunakan teknik las. Logam lempengan dapat dibentuk dengan cara
pengetokan.
Tahap berikutnya adalah perakitan dan finishing.
Sebuah produk pada umumnya terdiri dari beberapa bagian, misalnya bagian
rangka, bagian dinding dan roda.Perakitan adalah menggabungkan bagian-bagian
dari sebuah produk. Perakitan dapat memanfaatkan bahan pendukung untuk penguat
seperti lem, paku, benang, tali atau teknik sambungan tertentu.
Tahap terakhir adalah finishing. Finishing dilakukan sebagai tahap terakhir sebelum
produk tersebut dimasukan ke dalam kemasan. Finishing dapat berupa penghalusan dan/atau pelapisan permukaan.
Penghalusan yang dilakukan diantaranya penghalusan permukaan kayu dengan amplas
atau menghilangkan lem yang tersisa pada permukaan produk. Finishing dapat juga
berupa pelapisan permukaan atau pewarnaan agar produk yang dibuat lebih awet
dan lebih menarik.
Kelancaran produksi juga ditentukan oleh cara kerja yang memperhatikan K3
(Kesehatan dan Keselamatan Kerja). Upaya menjaga kesehatan dan keselamatan
kerja bergantung pada bahan, alat dan proses produksi yang digunakan, pada
proses produksi. Proses pembahanan dan pembentukan material solid seringkali
menghasilkan sisa potongan atau debu yang dapat melukai bagian tubuh
pekerjanya. Maka, dibutuhkan alat keselamatan kerja berupa kaca mata melindung
dan masker antidebu. Proses pembahanan dan finishing, apabila menggunakan bahan
kimia yang dapat berbahaya bagi kulit dan pernapasan, pekerja harus menggunakan
sarung tangan dan masker dengan filter untuk bahan kimia. Selain alat
keselamatan kerja, yang tak kalah penting adalah sikap kerja yang rapi, hati-hati, teliti dan penuh konsentrasi. Sikap tersebut akan mendukung kesehatan dan keselamatan kerja.
Kemasan Produk Transportasi dan Logistik Kemasan untuk produk teknologi
berfungsi untuk melindungi produk kerusakan serta memberikan kemudahan membawa
dari lokasi produksi hingga sampai ke konsumen. Kemasan juga berfungsi untuk
menambah daya tarik, dan sebagai identitas atau brand dari
produk tersebut. Fungsi kemasan didukung oleh pemilihan material, bentuk,
warna, teks dan grafis yang tepat. Material yang digunakan untuk membuat
kemasan beragam bergantung dari produk yang akan dikemas. Produk yang mudah
rusak harus menggunakan kemasan yang memiliki material berstruktur. Pemilihan
material juga disesuaikan dengan identitas atau brand dari
produk tersebut. Daya tarik dan identitas, selain ditampilkan oleh material
kemasan, juga dapat ditampilkan melalui bentuk, warna, teks dan grafis.
Pengemasan dapat dilengkapi denganlabel yang memberikan informasi teknis maupun
memperkuat identitas atau brand.
Kemasan produk rekayasa berfungsi melindungi produk dari debu dan kotoran serta memberikan kemudahan distribusi. Kemasan yang melekat pada produk disebut sebagai kemasan primer. Kemasan sekunder berisi beberapa kemasan primer yang berisi produk. Kemasan untuk distribusi disebut kemasan tersier. Kemasan primer produk melindungi produk dari benturan dan kotoran serta berfungsi menampilkan daya tarik dari produk serta memberikan kemudahan untuk distribusi dari tempat produksi ke tempat penjualan. Perlindungan bisa diperoleh dari kemasan tersier yang membuat kemasan beragam bergantung dari produk yang akan dikemas. Kemasan produk sebaiknya memberikan identitas atau brand dari produk tersebut atau dari produsennya.
Material
kemasan untuk melindungi dari kotoran dapat berupa lembaran kertas atau
plastik. Tidak semua produk membutuhkan kemasan primer, tetapi setiap produk
membutuhkan identitas. Identitas dapat berupa stiker atau selubung karton yang
berisi nama dan keterangan. Pada produk fungsional dibutuhkan keterangan cara
penggunaan produk. Keterangan lain yang dibutuhkan untuk distribusi adalah
simbol yang berstandar internasional untuk penanganan kemasan distribusi.
E.
Pemasaran Langsung Produk Teknologi Transportasi dan Logistik
Pemasaran langsung adalah promosi dan penjualan yang dilakukan langsung
kepada konsumen tanpa melalui toko. Penjualan langsung merupakan hasil dari
promosi langsung yang dilakukan oleh penjual terhadap pembeli. Pemasaran dapat
dilakukan dengan promosi dan demo penggunaan produk kepada calon
konsumen.
Pemasaran produk teknologi pada umumnya harus menjelaskan cara kerja dan
petunjuk teknis menggunaan produk tersebut. Penjelasan dapat dilakukan dengan
bantuan gambar atau buku petunjuk, maupun dengan langsung mempraktekan cara
penggunaan produk kepada konsumen.
Sistem penjualan langsung dapat berupa penjualan satu tingkat (single level marketing) atau multitingkat (multi-level marketing). Penjualan satu tingkat
merupakan cara yang paling sederhana untuk menjual produk secara langsung.
Wirausahawan langsung memasarkan dan menjual kepada konsumen tanpa membutuhkan
toko atau pramuniaga.
Pemasaran
produk rekayasa dapat dilakukan dengan cara pemesanan. Konsumen dapat melihat,
mengenali dan mencoba contoh produk, serta memesannya. Produk rekayasa akan
diproduksi berdasarkan pesanan dan dikirimkan kepada konsumen sesuai waktu yang
dijanjikan. Produsen selain menjual produknya sendiri, dapat membentuk kelompok
penjual yang akan memasarkan dan menjualkan produknya secara langsung kepada
konsumen. Kelompok penjual dapat terdiri dari beberapa tingkatan. Sistem dengan
beberapa tingkat kelompok penjual, disebut dengan multilevel marketing Produk Perusahaan memiliki
usaha di bidang penjualan
Kegiatan peserta didik mempresentasikan produk dan melakukan penjualan langsung
0 Response to "PRAKARYA - Perancangan dan Produksi Produk Teknologi -PERTEMUAN 7"
Posting Komentar