BAHASA INDONESIA-MENGKRITIK TEKS ANEKDOT DARI ASPEK MAKNA TERSIRAT-PERTEMUAN 6

 MENGKRITISI TEKS ANEKDOT DARI ASPEK MAKNA TERSIRAT

 Dalam kehdupan sehari-hari kita seringkali mendengar atau membaca cerita lucu. Cerita lucu tersebut bisa jadi hanya merupakaan cerita rekaan, tetapi banyak juga yang berdasarkan atas kejadian nyata. Ada cerita lucu yang dibuat benar-benar untuk tujuan menghibur, tetapi ada juga yang digunakan untuk tujuan lainnya.
            Salah satu cerita lucu yang banyak beredar di msyarakat adalah anekdot. Anekdot digunakan untuk menyampaikan kritik, tetapi tidak dengan cara kasar dan menyakiti. Anekdot ialah cerita singkat yang menarik karena lucu dan mengesankan. Anekdot engangkat cerita tentang orang penting (tokoh masyarakat) atau terkenal berdasarkan kejadian yang sebenarnya. Kejadian nyata ini kemudian dijadikan dasar cerita lucu dengan menambahkan unsur rekaan. Seringkali, partisipan (pelaku cerita), tempat kejadian, dan waktu peristiwa dalam anekdot tersebut merupakan hasil rekaan. Meskipun demikian, ada juga anekdot yang tidak berdasar dari kejadian nyata.
Contoh 1
Dosen yang juga menjadi Pejabat

Di kantin sebuah universitas, Udin dan Tono dua orang mahasiswa sedang berbincang-bincang.
Tono  : “Saya heran dengan dosen ilmu politik, kalau mengajar selalu duduk, tidak pernah mau berdiri.”
Udin  : “Ah, begitu saja diperhatikan sih Ton.”
Tono  : “Ya, Udin tahu sebabnya?”
Udin  : “Barangkali saja, beliau capek atau kakinya tidak kuat berdiri.”
Tono  : “Bukan itu sebabnya, Din. Sebab dia juga seorang pejabat.”
Udin  : “Loh, apa hubungannya?”
Tono  : “Ya, kalau dia berdiri, takut kursinya diduduki orang lain.”
Udin  : “???”



dari teks di atas dapat diambil kesimpulan sebagai berikut;


Judul
Dosen yang juga menjadi Pejabat
Masalah yang dibahas
Dosen yang merangkap jadi pejabat
Unsur humor
Kalimat penutup anekdot sebagai jawaban mengapa sang dosen tidak pernah mau berdiri dari tempat duduknya ternyata karena kalau dia berdiri, takut kursinya diduduki orang lain.
Kritik yang disampaikan
Kritik yang disampaikan adalah kritikan pada para pejabat yang takut kehilangan jabatannya atau tidak mau diganti oleh pejabat baru

 

0 Response to "BAHASA INDONESIA-MENGKRITIK TEKS ANEKDOT DARI ASPEK MAKNA TERSIRAT-PERTEMUAN 6"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel