BAHASA INDONESIA-MEMBANDINGKAN ANEKDOT DENGAN HUMOR-PERTEMUAN 7

 

Apa Itu Perbedaan Anekdot dengan Humor?


Apa Itu Perbedaan Anekdot dengan Humor? - Kata orang, tertawa adalah obat yang terbaik.  Tawa dipicu oleh banyak sensasi dan pikiran yang berlangsung pada saat yang sama, dan mengaktifkan banyak bagian dalam tubuh kita.
Penggunaan anekdot dan humor sering mengundang tawa. Namun, bagaimana membedakan keduanya?
 





Ciri dan Struktur Anekdot

Anekdot adalah sebuah cerita singkat lucu dan menghibur yang biasanya merupakan pengalaman dari seseorang. Teks anekdot bertujuan untuk bukan sekedar menghibur pembacanya, namun juga menyindir.

Teks anekdot tidak hanya berisi tentang peristiwa-peristiwa menarik, konyol dan menjengkelkan, melainkan juga berisi ungkapan suatu kebenaran yang lebih umum.

Teks anekdot memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
 
  • Bersifat humor atau lelucon
  • Lebih dekat dengan perumpamaan tentang dongeng
  • Menampilkan karakter hewan dan figur manusia pada umumnya dan sering terhubung dengan realitas, meskipun perumpamaan dan anekdot tentu berbeda dalam kekhususan sejarah mereka

Teks anekdot memiliki 5 struktur, diantaranya:

  1. Abstraksi, adalah bagian awal paragraf yang berfungsi memberikan gambaran tentang isi teks. Biasanya menunjukkan keunikan dalam teks.
  2. Orientasi, adalah bagian yang menunjukkan awal cerita atau latar belakang terjadinya peristiwa.
  3. Krisis, adalah bagian dimana hal yang menarik ataupun hal yang tidak biasa terjadi pada tokoh cerita.
  4. Reaksi, adalah bagian yang berisi cara penulis atau tokoh cerita menyelesaikan masalah pada bagian krisis. 
  5. Koda, adalah bagian dari akhir cerita. Bagian ini dapat berisi kesimpulan mengenai kejadian yang terjadi pada tokoh cerita.
Contoh Teks Anekdot
Berikut kami sajikan salah satu contoh teks anekdot untuk Anda:



 Presiden dan Burung Beo

        Ada dua orang presiden yang terlibat dalam sesi tanya jawab dan suasananya cukup mengherankan.

        Presiden 1: “Ada burung Beo yang sudah diajarkan dua bahasa sekaligus, dan burung Beo tadi bisa menirukan dengan bagus, satu bahasa Inggris dan yang ke dua bahasa Rusia. Jadi kalau ditarik kakinya yang kanan, burung Beo akan biacara bahasa Inggris dan kalau ditarik kakinya yang kiri burung Beo akan bicara bahasa Rusia, hebatkan!”

        Presiden 2: “Hebat-hebat!”

        “Bagaimana kalau kedua kakinya ditarik?” tanya presiden 1.

        “Wah pasti burung Beo tadi bisa dua bahasa sekaligus!” jawab presiden 2.

        “Salah”.

        “Oh mungkin dua bahasa tadi menjadi campur aduk!”.

        “Salah”.

        “Atau mungkin salah satu katanya akan ketukar, satu bahasa Inggris dan kata kedua bahasa Rusia”.

        “Salah”.

        “Loh … jadi gimana donk?”.

        “Yang jelas kalau kedua kakinya ditarik, burung Beonya akan jatuh dari sarangnya, bego!”.

        “Eh jangan main-main ya, gini-gini gua presiden, walau hanya di rumah tangga, masa lu bilang bego!”.

        Dan tak lama kemudian pun burung Beo itu menirukan kata-kata tersebut.

        “Presiden bego … presiden bego … presiden bego!” suara burung Beo terdengar berulang-ulang.

        Struktur

        Abstraksi: Ada dua orang presiden yang terlibat dalam sesi tanya jawab.

        Orientasi: Suasananya cukup mengherankan.

        Krisis: “Yang jelas kalau kedua kakinya ditarik, burung Beonya akan jatuh dari sarangnya, bego!”.

        Reaksi: “Eh jangan main-main ya, gini-gini gua presiden, walau hanya di rumah tangga, masa lu bilang bego!”.

        Koda: “Presiden bego … presiden bego … presiden bego!” suara burung Beo terdengar berulang-ulang.


Ada banyak lagi contoh teks anekdot lainnya, misalnya saja “riwayat hidup” fiktif seorang pribadi seperti Albert Einstein yang dianggap pikun, dan sebagainya.

Ciri dan Struktur Humor

Definisi humor menurut Benton (Hassan, 1995), yakni: “Segala bentuk rangsangan yang cenderung secara spontan memancing tawa atau senyum para pembaca atau pendengar.”

Adapun, secara umum humor dapat didefinisikan sebagai “rangsangan verbal dan, atau visual yang secara spontan memancing senyum dan tawa pendengar atau orang yang melihatnya” (Wijana, 2004).

Alan Dundes mengatakan bahwa fungsi yang tergolong penting dari humor adalah sebagai alat untuk melakukan protes sosial. Dengan fungsi tersebut humor bisa dilihat sebagai alat untuk melihat realita di masyarakat.

Humor dapat dengan leluasa memasuki semua wilayah yang ada dalam masyarakat. Dia bisa masuk dalam wilayah elite politik namun juga bisa masuk dalam wilayah rakyat biasa.

Ciri-ciri Humor
Adapun ciri-ciri dari humor adalah sebagai berikut:
  • Menggunakan bahasa lucu
  • Menggunakan bahasa tidak baku

Struktur humor
Sebuah humor bisa saja terdiri atas:
  1. Perkenalan
  2. Permasalahan
  3. Klimaks
  4. Peleraian
  5. Penyelesaian masalah

Contoh Teks Humor
Berikut adalah salah satu contoh sebuah humor.
   
Diam Saat Dirampok

    Mendengar kabar suami kena jarah, istri memaki-maki sang suami: “Kamu sungguh-sungguh pengecut! Perampok menjarah dompetmu, mengapa kamu tak berteriak minta tolong?”

    Suami dengan marah berkata: “Kamu betul-betul goblok! Masak kamu sudah lupa di dalam mulutku masih ada sebuah gigi emas yang besar? 


Perbedaan Anekdot dengan Humor

1. Teks anekdot adalah cerita lucu yang berisi sindiran, sedangkan teks humor hanya sekedar cerita lucu.
2. Biasanya teks anekdot berisi tentang orang-orang penting, sedangkan teks humor tidak.
3. Teks anekdot memiliki tujuan tertentu, sedangkan teks humor sebagian besar hanya untuk menghibur.


0 Response to " BAHASA INDONESIA-MEMBANDINGKAN ANEKDOT DENGAN HUMOR-PERTEMUAN 7"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel